Cerita Dewasa

Cerita Dewasa Rahasia Skandal Keluargaku

Galaupoker-ini melibatkan saya dan adik kandung saya. Nama saya Andy, saat ini saya pria berumur 26 tahun. Sedangkan adik saya bernama Hendri, berumur 23 tahun. Cerita ini berawal ketika saya berumur 10 tahun, dimana saya mulai menyukai cerita-cerita yang berhubungan dengan seks.
Cerita Dewasa Rahasia Skandal Keluargaku
Cerita Dewasa Rahasia Skandal Keluargaku

Situs Judi Poker Online Terpercaya-Pada umur tersebut saya juga sudah terbiasa melakukan masturbasi. Pada suatu ketika, saya melihat berita di sebuah surat kabar tentang hubungan seks antara kakak-beradik. Saya telah sudah sering membaca tentang berbagai cerita seks, tetapi baru kali ini antara saudara sendiri. Ini merupakan cerita yang sangat menarik. Setiap mengingat cerita tersebut, saya menjadi semakin tertarik. Karena cerita tersebut, sepertinya dapat diwujudkan.

Pada saat itu, saya menempati ruangan tidur yang sama dengan adikku, Hendri. Hanya saja menempati ranjang yang berbeda, namun jaraknya hanya sekitar 2 meter. Suatu malam sekitar pukul 00.30, saya terbangun sementara tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.

Aku lihat Hendri juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana dalamnya terlihat. Hal ini membuat saya menjadi bernafsu, apalagi jika mengingat cerita tentang hubungan seks kakak-beradik.

Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Hendri. Saya ingin memastikan bahwa ia tertidur pulas, dengan menggelitik telapak kakinya. Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, saya sentuhkan jari-jari saya ke cd Hendri yang menutupi vaginanya. Semakin lama sentuhan yang saya berikan semakin keras menekan, dan Hendri tetap tertidur.

Agen Judi Poker Online Terpercaya-Merasa kurang puas, saya mencoba menyentuh langsung vagina Hendri dengan memasukkan tangan saya ke dalam cd-nya melalaui bagian perut. Tangan saya bergetar cukup keras.Saya tidak perduli, dan akhirnya saya dapat menggapai vagina Hendri secara langsung. Saya remas-remas. Dan jari-jari saya merasakan celah. Setelah beberapa saat, merasa kurang puas, saya keluarkan tangan saya dan bermaksud membuka cd yang dikenakan Hendri. Dengan kedua tangan, perlahan saya turunkan cd-nya. Ketika sebagian vagina mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak sulit.Dengan usaha lebih tekun akhirnya, saya berhasil menurunkan cd Hendri sampai seluruh bagian vagina terlihat.

Tak tahan lagi, saya ciumi vagina Hendri. Kemudian saya mencoba mencari lubang yang sering saya dengar, tempat

melakukan hubungan seks. Saya pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran saya selama ini salah. ternyata posisi

yang sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali saya ciumi dan jilati vagina Hendri sampai pada bagian lubang. Saya

sudah benar-benar tidak tahan lagi. Saya lepaskan celana saya, dan perlahan naik ke ranjang Hendri. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Tampaknya tidak mungkin. Saya mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.

Sementara saya berusaha, tiba-tiba tubuh Hendri bergerak. Karena takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan

merapihkan kembali cd Hendri. Mengenakan celana saya dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur.

Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada saat belajar di sekolah. Membuat saya selalu

menunggu datangnya malam, saat dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa,

tapi selalu gagal ketika takut Hendri terbangun.

Sampai suatu malam ketika saya benar-benar sangat bernafsu. Saya sudah melepaskan cd Hendri dan saya sudah tidak mengenakan celana dan baju. Benar-benar bugil. Saya sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam ini. Perlahan saya menaiki ranjang Hendri. Kedua kaki Hendri, saya rentangkan lebar-lebar. Saya ciumi vagina Hendri sepuas hati. Ketika bosan, saya mulai arahkan penis saya ke vagina Hendri. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Sulit sekali mengarahkan penis ke vagina. Ketika penis saya mulai memasuki vagina, saya semakin terangsang. Apapun yang terjadi saya harus berhasil malam ini. Saya dorong penis saya semakin memasuki vagina Hendri. Pada suatu saat terasa agak sulit, namun saya terus memaksa. Sampai seluruh penis saya masuk ke dalam vagina Hendri.

Semua usaha saya tersebut, membuat Hendri terbangun. Mungkin saya pikir membuat rasa sakit pada Hendri. Ia

Bandar Judi Poker Online Terpercaya-bingung dengan apa yang terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yang saya lakukan. Namun saya berkata kepada Hendri, ‘Sst…, jangan berisik dan dimarahin mami. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar komentar saya tersebut, ternyata Hendri langsung diam – hanya kadang-kadang merintih menahan sakit.

Saya terus menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk dan keluar dari vagina Hendri. Karena baru pertama kali, permainan saya hanya berlangsung tidak sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Dan Hendri pun karena lelah, juga kembali tertidur. Setelah beberapa saat, penis saya mulai bangkit lagi. Kembali aku peluk Hendri, dan aku arahkan penis saya ke vagina Hendri. Kembali vagina Hendri digesek oleh penis saya. Untuk permainan kedua, saya bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya saya kelelahan lagi. Malam itu saya melakukan sampai 3 kali. Setelah itu saya rapihkan pakaian Hendri dan juga pakaian saya. Dan kembali tidur di ranjang masing-masing.

Sejak malam itu, hampir setiap malam saya melakukan hubungan seks dengan Hendri. Pada awalnya Hendri hanya

menerima apa yang saya lakukan, tetapi setelah setahun tampaknya Hendri mulai menyukainya. Karena ketika saya

tertidur, Hendri datang ke ranjang saya dan memegang penis saya. Selama 4 tahun, saya menyetubuhi Hendri dengan leluasa. Tapi ketika ia menginjak 11 tahun, saya tidak bisa leluasa seperti dulu, karena salah-salah bisa saja dapat mengakibatkan Hendri hamil.

Ketika saya berumur 12 tahun (Hendri 9 tahun), kami sering mencari kesempatan selain pada malam hari. Ketika hari libur, dimana papi ke kantor dan mami ke pasar. Tapi yang paling kami sukai ketika hari libur, papi dan mami pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Karena bisa seharian kami memuaskan diri melakukan hubungan seks. Bahkan seharian itu, kami sama-sama tidak mengenakan pakaian.

Ketika leluasa, kami melakukan seks di kamar kami (tapi sejak saya umur 12 tahun, kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruang tamu, ruang keluarga atau bahkan di kebun belakang yang tertutup. Mungkin yang paling menggairahkan adalah ketika kami bercinta di kebun belakang. Di atas rumput jepang yang hijau rapih. Dengan atap langit, ditiup angin alami. Bahkan kami pernah melakukannya di saat hujan deras.

Sampai saat ini kami tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kami masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kami tetap berlangsung. Jika di rumah tidak ada kesempatan kami biasanya melakukannya di sebuah hotel. Rupanya hubungan antara saya dan Hendri, ada orang lain yang mengetahui, yaitu Rini, salah seorang adik saya. Pada saat itu saya berumur 24 tahun, Hendri 21 tahun dan Rini 19 tahun.

Kejadiannya ketika saat kedua orang tua kami mengunjungi saudara di luar kota selama 3 hari. Di rumah saya dan kedua adik saya. Seperti biasa setiap ada kesempatan saya dan Hendri mempunyai keinginan untuk bercinta. Saat itu Rini hari Sabtu pukul 8.30 dan Rini masih tertidur. Saya dan Hendri saling berpelukan di ruang keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut dan lehernya secara begantian. Sementara itu tangan saya melakukan gerilya di balik cd yang dikenakan Hendri, menelusuri gunung dan lembah di balik cd.

Setelah beberapa lama melakukan pemanasan, saya mulai melepas daster dan cd yang dikenakan Hendri. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara saya membuka seluruh pakaian saya, Hendri merentangkan kakinya lebar-lebar dan menggosok-gosok vaginanya dengan tangannya. Saya segera peluk Hendri dengan penuh nafsu, kami saling berpeluk erat dan meraba. Penis, saya gesek-gesekan pada bagian luar vagina Hendri. Dada saya menekan keras pada payudara. Bibir kami saling memagut, dan lidah kami saling merasakan.

Ketika cukup lelah kami bergulat, saya mulai arahkan penis saya yang berukuran 15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang vagina Hendri. Tiba-tiba saja kaki Hendri melingkar dan menekan di pinggang saya. Dimulai dengan perlahan, saya menggerakan penis masuk dan keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan membuat saya menjadi lebih bernafsu. Saya lebih percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Hendri tambah bernafsu juga, sehingga ia mendesah dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil. Kami saling berpelukan, kedua tangan kami masing-masing saling melingkar, menekan punggung. Kaki Hendri melingkar di pinggang saya. Sementara saya mengambil posisi bertumpu pada lutut yang menekuk. Setiap hentakan pinggul saya mendorong, selain menghasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karena paha saya dan bokong Hendri beradu.

Namun saya berusaha menahan nafsu, karena saya tidak ingin orgasme lebih dulu sebelum Hendri. Saya coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan erangan Hendri sudah mulai bermacam dan semakin keras. Ketika saya harus berkonsentrasi dan Hendri sudah hampir mencapai orgasme, saya menyadari ternyata dua meter dari posisi saya dan Hendri telah berdiri Rini. Tentu ia tahu apa yang sedang kami lakukan.

Tentu saja, saya kaget dan membuat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat tanda tanya bagi Hendri yang sudah hampir mencapai orgasme. Hendri memperhatikan pandangan saya, dan ia baru menyadari bahwa ada yang memperhatikan aktifitas kami. Namun karena Hendri sedang pada puncak nafsunya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan nih’, sambil berusaha membangunkan kembali penis saya.

Mendengar ucapan Hendri, membuat saya kembali konsentrasi dan membangunkan kembali penis. Aktifitas kembali normal, saya terus menggoyang Hendri. Ketika Hendri benar-benar hapir orgasme, tiba-tiba saja ia mendorong tubuh saya sehingga saya terduduk. Sementara penis saya tetap di dalam vagina Hendri, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk saya. Seperti kegilaan, Hendri mengangkat dan menjatuhkan tubuhnya di atas penis saya. Setelah beberapa detik, saya merasakan sesuatu yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Hendri sudah orgasme. Saya baringkan kembali tubuh Hendri, dan saya guncang tubuhnya lebih keras. Tubuhnya bergetar hebat karena hentakan yang saya berikan. Setelah satu menit, saya mulai merasa akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Hendri. ‘Mmmm …’, suara Hendri bersamaan dengan saat sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak khawatir, karena Hendri sudah minum pil. Kami berpelukan beberapa saat.

Ketika permainan selesai, ternyata Rini masih tetap di tempat pada saat saya melihat dia. Ia masih memandangi kami. Ketika Hendri melihat dan menyapanya, tiba-tiba saja Rini lari ke kamarnya.

Aku dan Hendri membawa pakaian kami masing-masing dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kami masih sempat saling memberi sentuhan. Selesai mandi, Hendri masuk ke kamarnya dan saya masuk ke kamar saya.

Baru beberapa saat tiduran di kamar, saya merasa ada seseorang yang membangunkan saya. Ketika saya lihat ternyata Rini. Ia bertanya, ‘Kak Andy, kenapa sih koq dengan Kak Hendri ?. Saya sebenarnya tahu persis apa yang dimaksud. Untuk memastikan saya bertanya, ‘Apa maksud Rini ?’. ‘Kenapa koq Kak Andy melakukan hubungan seks dengan Kak Hendri. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Rini menjawab.

Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Hendri dan begitu sebaliknya. Karena itu Kak Andy dan Hendri melakukan hal itu. Karena sama-sama suka. Kalo Kak Hendri ngga suka mana mungkin lah bakal terjadi kaya tadi. Iya kan.’.

‘Tapi kan … tapi kan …’, Rini terdiam.

‘Mel, Rini ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang mami papi ya. Andy yakin, Rini mengerti apa yang dilakukan Andy dengan Kak Hendri. Dan itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, saya mencoba menenangkan suasana.

‘Apa, 12 tahun ?’, Rini tampak kaget dengan penjelasan saya. ‘Jadi Kak Andy sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-mami ngga tahu.’, enath mengapa hal ini membuat tampang Rini seperti orang bingung.

‘Kalo boleh Mel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan yang untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yang suka juga.’, tiba-tiba saja Rini menanyakan suatu yang membuat saya cukup kaget.

Di sisi lain, entah mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat penis saya mengeras. Dari segi pisik, Rini memang lebih menggairahkan dibandingkan Hendri. Rini pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang dan tubuh yang padat berisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat saya berkeinginan bercinta dengan Rini. ‘Susah untuk diceritakan, bagaimana kalo langsung dicoba ?, saya memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Rini hanya terdiam dan hanya tersenyum.

Entah apa yang terjadi dengan saya, langsung Rini saya peluk. Saya berikan ciuman di leher dengan penuh nafsu. Walaupun saya agak canggung begitu pula dengan Rini, tapi karena nafsu membuat segalanya berjalan lancar. Saya raba seluruh bagian tubuh yang sensitif. Saat itu saya tidak ingin berlama-lama. Segera saya buka seluruh pakaian yang dikenakan Rini. Ia malu-malu menutup payudaranya dengan kedua tangan dan menyilangkan kakinya untuk menutup vaginanya. Ternyata Rini benar-benar menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Saya pun melepas seluruh pakaian saya.

Saya dekati Rini, saya usap keningnya, dan tangan saya turun perlahan ke tangannya. Saya genggam tanggannya, berusaha melepaskan tanggannya yang menutupi payudaranya. Walau pada awalnya melawan, namun akhirnya melepaskan juga. Saya ciumi payudaranya yang kanan, sementara yang kiri saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari dasar bukit sampai ke puncaknya. Saya setengah duduk pada perut Rini. Dengan kedua tangan saya meremas payudara kanan dan kirinya.

‘Hmm, Kak Andy sakit ih.’, Rini berkomentar.
‘Kalo gitu berhenti ya ?’, saya tahu walaupun merasakan sedikit sakit Rini jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… jangan dong …’, tiba-tiba saja Rini setengah berteriak. Dan saat ia sadar dengan teriakannya mukanya memerah.

Saya teruskan menikmati tubuh Rini. Lidah saya bergerak dari celah antara kedua payudara turun menjelajah perut. Dan turun lagi mengarungi hutan yang menutupi vagina Rini. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya, sambil sesekali saya tarik dengan bibir dan lidah saya. Tanpa sadar, Rini melemaskan kedua kakinya membuat saya dengan mudah merentangkan kakinya lebar-lebar. Saya segera mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tangan saya mencoba membuka celah vagina Rini sampai lubang vaginanya terlihat. Segera saya cium dan jilati vagina Rini dengan penuh nafsu. Sesekali saya menggigit bagian luar vagina Rini. Saya tahu ini membuat Rini kegelian sehingga sesekali mendorong kepala saya.

Setelah lidah saya pusa bermain, penis saya sudah tidak sabar. Saya ambil posisi duduk dengan kedua kaki saya direntangkan. Dan kedua kaki Rini saya letakkan di atas paha saya. Penis saya sudah di mulut vagina Rini. Untuk menenangkan, saya mengatakan, ‘Mel, untuk pertama mungkin sakit tetapi sesudahnya ngga koq. Tahan ya ?’, dan Rini hanya terdiam.

Kepala penis saya masukkan, perlahan namun pasti penis saya bergerak masuk. Samapi saat saya merasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya tahu pasti itu selaput dara Rini. Tentu ia masih perawan. Waktu pertama dengan Hendri mungkin saya tidak mengerti, tapi pengalaman dengan pacar saya membuat saya tahu. Saya terus mendorong secara perlahan. Rasa sakit mulai mengganggu Rini, sesekali ia menggangkat tubuhnya dengan punggungnya. Tapi suatu kali karena sakit, ia menggerakan tubuhnya cukup keras. Hal ini membuat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Dan … selaput dara Rini telah saya tembus. Ia merasakan sakit. Untuk sementara, saya diamkan sampai Rini tenang.

Ketika ia sudah tenang, saya masukan penis saya lebih jauh lagi. Sampai akhirnya seluruhnya masuk. Perlahan saya tari keluar dan dorong lagi ke dalam. Kalau saya perhatikan, setiap penis saya masuk dan keluar, ada bagian vagian Rini yang terdorong dan keluar. Itu karena vagina Rini masih sangat sempit. Sungguh sangat erotis melihatnya. Saya lihat Rini menyukainya, walaupun masih terlihat ekspresi rasa sakit di wajahnya.

Sambil menggerakan penis saya keluar masuk vagina Rini, saya lumat payudaranya. Gerakan saya semakin bersemangat. Dorongan dan tarikan saya semakin cepat, mungkin karena sempitnya vagina Rini membuat saya lebih cepat orgasme. Tapi saya tidak berani menyebarkan sperma saya di dalam vagian Rini seperti saya lakukan pada Hendri. Ketika hampir saatnya, saya segera cabut dan saya gosok-gosokan pada bagian luar vaginanya sampai akhirnya meluap dan membanjiri permukaan vagina dan rambut-rambutnya.

Saya sadar bahwa Rini belum merasa puas, segera saya masukan jari tengah saya ke dalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sambil kepala saya rebahan di payudaranya. Setelah dua menit tubuh Rini seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak dan ia terdiam melepaskan kekejangan di ototnya.

Jari saya benar-benar basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya oleskan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya dan lubang penis saya. Hal ini membangkitkan kembali penis saya. Saya berniat memasukkan kembali penis saya ke vagina Rini.

Tiba-tiba saya dengar suara Hendri, ‘Ehh jangan, kamu kan ngga tahu jadwalnya Rini. Nanti bahaya’. Setelah itu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan menyiapkan tubuhnya untuk saya. Sekali lagi saya bercinta dengan Hendri. Kali ini pertempuran berlangsung benar-benar lama. Setelah sama-sama sampai pada puncaknya saya terjatuh dan terlelap di atas tubuh Hendri, sementara penis saya masih di dalam vaginanya.

Saat saya sadar, ternyata Rini juga tertidur di samping saya dan Hendri. Sore itu aktifitas kami hanya bercinta, mandi, makan dan bercinta. Hari itu saya bercinta dengan Hendri sebanyak 3 kali dan dengan Rini 4 kali. Sampai pukul 23.00, dan terbangun pada hari Minggu pukul 9.30.

Sejak saat itu, selain dengan Hendri saya juga bercinta dengan Rini. Keduanya adik kandung saya. Kami saling menyayangi. Kami masing-masing mempunyai kehidupan di luar rumah, seperti adanya yang lain. Tapi juga punya kehidupan di dalam rumah yang tersendiri.
Jadi pada saat ini saya, mempunyai aktifitas seks dengan tiga orang, yaitu Hendri, Rini dan pacar saya.

Rini mempunyai seorang teman akrab, teman sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy dan menggairahkan. Mereka saling bercerita tentang rahasia mereka masing-masing. Hanya antara mereka. Suatu ketika, saat saya sedang bercinta dengan Rini, ia menceritakan bahwa ia telah menceritakan aktifitas seks antara say dan Rini atau Hendri kepada Lili. Tapi ia menjamin bahwa, Lili akan menyimpan rahasia.

Selain itu pada saat yang bersamaan, Rini juga mengatakan bahwa Lili punya rahasia. Yaitu Lili sering diminta ayahnya untuk melakukan hubugan seks. Cerita itu membuat saya semakin bernafsu menyetubuhi Rini. Dan Rini tampaknya tahu hal tersebut.

Tidak ada komentar