Cerita Dewasa

Cerita Dewasa Istri Temanku Selingkuh Dengan Ku

Galaupoker-Sejak aku berhasil menyetubuhi Lin Ling dan dia membuatku hilang keperjakaanku, aku terobsesi menikmati tiga teman kantorku dan satu lagi adik ipar Lin Ling, Cik Nina. Hari Sabtu lalu, Cik Nina mendatangiku. Gila, seksi benar.

Cerita Dewasa Istri Temanku Selingkuh Dengan Ku
Cerita Dewasa Istri Temanku Selingkuh Dengan Ku

Agen Judi Poker Online Terpercaya
-Dia duduk di depanku. Kaosnya super ketat dan celana jeans-nya super ketat membuat tubuhnya tercetak jelas dan dapat kulihat. Seolah Cik Nina membiarkan aku menikmati tubuhnya. Kapan ya, pikirku. Ketika aku hampir lebih melamun, aku dikejutkan Hui hui yang masuk ruanganku tanpa mengetuk. Hui hui terkesiap dan menyatakan ketidak senangannya atas apa yang mataku lakukan dengan Cik Nina. Aku bisa lihat di wajahnya dan Hui hui berdiri kaku di samping Cik Nina, kemudian Hui hui keluar.

Setelah selesai berbicara dengan Cik Nina, Cik Nina keluar dengan sedikit pandangan lain kepadaku dan membuatku kelabakan. Aku sempat berpikir, Apakah Lin Ling bicara dengan Cik Nina ya? Ahh, aku membayangkan yang, ya ya ya, dengan Cik Nina dan Lin Ling lagi.

Situs Judi Poker Online Terpercaya-Lima belas menit kira-kira, Hui hui masuk lagi ke ruanganku, lalu ditutupnya. Ruanganku ber-AC dan Hui hui dengan sedikit akting memarahiku. Kupikir Hui hui ini cemburu. Dan makin aku mendapatkan jalan lapang menikmati tubuh Hui hui.”Iya, iya, aku minta maaf. Mau memaafkan nggak? Entar tak kasih hadiah,” kataku pada Hui hui. Hui hui mengangguk. Hui hui memang sayang sama aku, hampir tiap hari Hui hui membawakanku kue. Hui hui tahu kalau aku suka kelaparan sebelum makan siang. Dari situ, aku bisa lebih dekat dengan Hui hui, istri Mas Heru ini. Mengapa Hui hui rela memperhatikanku ya? Ada yang tak beres sepertinya hubungan mereka berdua. Hui hui sudah punya dua anak yang masih balita dan dia baru berumur 26 tahun.

Akhirnya, sesuai janjiku, aku memberikan sesuatu untuk Hui hui. Daster hitam. Aku terus terang sudah membayangkan Hui hui memakai daster hitam ini dan aku menyetubuhinya. Ahh, aku jadi ingat Lin Ling yang banyak mengajariku soal persetubuhan.
“Hui hui, ini buatmu ya?” Hui hui tersenyum sambil menerima kadoku.
“Bagaimana kabar rumah Hui hui?” tanyaku melanjutkan.
“Baik Jo,” katanya agak terpaksa.
“Kemana Mas Heru hari ini?” kataku memberanikan lebih dalam.
“Oooh, baru pergi ke Bogor, ada seminar dan training seminggu di sana,” katanya.
Wah, ini kesempatan buatku.
“Maukah Hui hui menemuiku nanti sore? tanyaku.
Sementara aku berakting biasa karena teman-teman kantor di luar bisa melihatku di dalam ruangan berkaca ini. Hui hui diam saja.
“OK, kalau Hui hui mau temui aku di sini,” kutuliskan nama hotel berbintang di dekat rumahnya, “Sore nanti ya, sejam setelah pulang kantor, dan kuharap Hui hui mau pakai apa yang aku berikan itu,” kataku merayu.

Hui hui keluar dari ruanganku, hatiku berkecamuk. Mau tidak dia ya? Pikir dan anganku. Yaa, paling-paling aku kehilangan uang hotel saja. Segera aku telepon hotel dan aku booking kamar 617 (lantai 6 kamar 17). Aku pesan yang menghadap ke selatan, sehingga bisa melihat bukit-bukit di selatan kotaku. Aku telepon Hui hui dan memberitahu nomor kamarku. Hui hui diam saja. Aku makin gelisah.

Aku pulang sejam lebih awal. Mobil kutinggalkan di parkir Mall di kotaku dan aku naik taksi ke hotel. Dengan jantung yang makin berdegub aku menunggu Hui hui datang. Akhirnya ada ketukan di kamarku dan yaa, hatiku melonjak karena Hui hui datang. Ahh, senyumnya malu-malu dan segera kutarik ke dalam, kukunci pintu. Kami berpandangan dan akhirnya kami berpelukan, aku dekap Hui hui sekuatku dan kuciumi kuat bibirnya yang manja. Ahh Hui hui, kau benar-benar menjadi milikku sore ini.

Bandar Judi Poker Online Terpercaya-“Hui hui bawa daster hitam yang aku beri?” dia mengangguk. Dan aku memintanya untuk memakai sekarang. Kusuruh dia ke kamar mandi, sementara aku melucuti pakaianku sendiri hingga telanjang. Aku berdiri agak bersembunyi. Aku ingin menikmati Hui hui, bagaimana dia berjalan. Aku mengelusi kemaluanku sendiri. Ahh, tunggu ya, sabar ya, kataku dalam hati pada kemaluanku. Lama sekali Hui hui di kamar mandi. Sekitar 15 menit kemudian, kulihat pintu kamar mandi dibuka Hui hui dan amboi.. kuperhatikan dia berjalan dari belakang dan dia mencariku ketika sampai dekat tempat tidur. Akhirnya dia tahu persembunyianku. Aku keluar dengan tubuhku yang telanjang, dengan batang kemaluanku yang menegang kuat penuh. Hui hui terhenyak melihatku, matanya terpaku menjalari tubuhku dan terakhir melihat kemaluanku. Batang kemaluanku kalau tegang maksimum kira-kira 15 cm dan 4,5 cm diameternya. Lalu kupanggil supaya dia mendekat dan aku juga bergerak mendekat. Seksi sekali Hui hui dengan daster hitam yang kuberikan. Pundaknya hanya dilapisi tali hitam kecil. Ahh, Hui hui sudah tidak pakai BH lagi, buah dadanya tampak menggunung dan bergerak-gerak ketika dia berjalan.

Ooh, kedua bukitnya kurasakan nikmat di dadaku. Kupandangi dia ketika kami berdekapan. Tanganku bergerilya di bagian belakang tubuhnya menelusuri punggung dan ke pantatnya yang indah tertutup daster hitam. Aku kaget karena dibalik daster hitam itu sudah tak ada lagi BH dan celana dalam. Dengan sekali sentak pasti Hui hui sudah telanjang di dekapanku. Pikiranku berubah. Aku ingin menyetubuhi anusnya dulu dengan Hui hui masih memakai daster. Lalu, kubalikkan tubuhnya. Hui hui menyandarkan kepalanya di dada kiriku. Wajahnya menghadapku dari samping. Ahh, benar-benar menggairahkan tubuhnya. Buah dadanya yang besar menantangku, juga tubuhnya, semuanya. Dengan manja dan minta, aku memaguti mulutnya, menguluminya. Tanganku bergerak meraba leher, kepala, telinganya.

Kami berkuluman lama, kuciumi pipinya, telinganya, dahinya dan tanganku mulai merambati kedua buah dadanya dan kuberikan lagi sensasi-sensai yang sangat menikmatkannya. Tubuhnya sesekali membusung ke depan menikmati gerakan tanganku meremasi buah dadanya. Lalu tiba-tiba tubuhnya menunduk dan makin membungkuk, aku menahan dengan tanganku yang masih di buah dadanya. Hui hui sangat menikmati. Akhirnya Hui hui dan aku tidak kuat menahan tubuhnya dan Hui hui makin menunduk akhirnya mencapai dasar lantai, Hui hui membungkuk. Kubuka daster bawahnya ke atas dan kulihat pantatnya yang menggairahkan. Hui hui menungging, aku meremasi buah dadanya dari belakang. Aku menciumi pantatnya dan bibir kemaluannya, menggairahkan sekali. Kuraih klitorisnya dan membuat tunggingannya semakin naik dan membuka. Kugesekkan batang kemaluanku di sepanjang bibir kemaluannya bergerak ke atas ke anusnya. Seolah Hui hui tahu keinginanku. Akhirnya aku terdiam. Hui hui tahu sekarang kalau aku mau anusnya. Aku diam, sementara kemaluanku sudah berada di bibir anusnya. Hui hui gerakkan pantatnya dan aku diam. Hui hui terus bergerak ke belakang membuat batang kemaluanku semakin terbenam di anusnya. Hui hui sangat menikmatinya dan tidak merasakan sakit. Akhirnya seluruh batang kemaluanku tertanam di anusnya. Ooh, nikmat sekali jepitan anusnya.

Aku menikmati sensasi kenikmatan ini dan kuraih lagi buah dadanya dari belakang sementara Hui hui masih menungging. Kuremasi lagi dan kugerakkan lembut batang kemaluanku yang sudah terbenam penuh di anusnya. “Ooh Hui hui, Hui hui,” kataku. Akhirnya aku mulai tidak tahan lagi, cepat-cepat kucabut dan sebelum Hui hui tersadar, batang kemaluanku sudah menghujam ke lubang kemaluannya dengan cepat. Hui hui tersentak sebentar sebelum Hui hui sangat menikmati goyanganku. Sementara batang kemaluanku tertahan, aku melucuti dasternya sehingga Hui hui telanjang dalam gaya “doggy”-ku. Aku ingin Hui hui jadi betinaku seperti anjing jantan menyenggamai betinanya. Sambil masih menungging, kugoyangkan nikmat, kuciumi Hui hui dari belakang, kuraih buah dadanya dan Hui hui melenguh kenikmatan. Hui hui makin tidak tertahan menikmati sensasi di liang kemaluannya. Makin rapat dan menungging saja dia, batang kemaluanku berdenyut seiring denyutan jantungku. Akhirnya dengan satu teriakan keras kami bersama orgasme. Aku semprotkan spermaku ke liang senggamanya sementara Hui hui memuntahkan cairan kewanitaannya menghangati batang kemaluanku. Hui hui terkulai telungkup dengan menyisakan gerakan-gerakan kepuasan ketika aku menyetubuhinya.

Kucabut batang kemaluanku dan kucumbui Hui hui. Sisa-sisa ketegakan batang kemaluanku dan sperma bercampur cairan kewanitaannya kuarahkan ke mulutnya dan pipinya. Diraihnya batang kemaluanku oleh Hui hui dan dikuluminya. Dibersihkannya dengan mulutnya yang menggairahkan itu dan batang kemaluanku mengeras lagi.

Satu istimewa pada Hui hui adalah buah dadanya yang berbentuk menggantung seperti buah pepaya besar. Aku suka memperhatikan BH-nya dari depan di kantor yang suka merosot ke bawah menahan beratnya kedua bukit indah itu. Aku suka membayangkan kapan aku bisa menikmatinya. Dari tadi aku hanya meremasi saja. Dan ketika batang kemaluanku tegak lagi oleh kuluman dan sedotannya, kutuntun Hui hui ke kamar mandi. Aku ingin menyetubuhinya lagi di sana.

Kami mandi bersama dengan shower yang hangat. Tubuh Hui hui sangat seksi apalagi dengan buah dadanya. Kucumbui Hui hui lagi. Kutengadahkan mulutnya dan dengan terpejam, bibirnya kulumat lembut. Sementara tanganku meremasi buah dadanya, batang kemaluanku bergesekan dengan kemaluannya. “Ahh..”Lalu kuangkat Hui hui ke meja di kamar mandi. Kucumbui dia, kukulumi bibirnya, dan akhirnya aku sampai di bukit indah. Dipeganginya kepalaku dan dengan nafas terengah-engah kenikmatan dengan kepala yang didongakkan, Hui hui menikmati cumbuanku atas buah dadanya. Kukulumi, kupaguti buah dadanya, menggairahkan sekali. Aku puas dan berlari turun ke perutnya. Kuambil kursi dan kutaruh kaki Hui hui terbuka dipundakku, sementara dia duduk di meja. Kujilati pahanya dan menjalari ke bukit hitam kemaluannya. Ahh, kukulumi, kujilati dan cumbui kloritisnya dan Hui hui sudah tidak tahan lagi. Kubopong sementara kedua kakinya menjepit pinggangku, sementara aku bangkit mengulumi lagi kedua buah dadanya bergantian. Kubawa Hui hui ke tempat tidur, kurebahkan di sana.

Sebelum sensasi hilang, kuburu tubuhnya, kubuka selakangannya dan Hui hui menurut saja. Sekarang aku di tengah-tengah kedua kaki Hui hui yang terbuka dan diangkat. Ahh, kulihat Hui hui meremasi buah dadanya sendiri, itu satu tanda agar aku segera menyetubuhinya lagi. Aku membungkuk dan kuciumi pahanya ke bawah ke arah bukit hitam di kemaluannya. Hui hui tergelincang kenikmatan. Sementara tanganku meremasi kedua buah dadanya, kucumbui lagi kemaluannya yang makin basah. “Uhh, enak sekali Jo, ehh.. ehh..” lenguhan Hui hui memanjang, “Joo, Joo.. teruskan.. ehh..” dan mulutku semakin dibasahi oleh cairan kewanitaannya bercampur dengan deru birahi Hui hui yang memuncak.Aku semakin menikmati saja persetubuhan ini dan kusiapkan kemaluanku untuk lubang kemaluannya yang semakin siap menerimanya. Kuambil bantal dan kuganjal pinggulnya supaya aku lebih leluasa menyetubuhinya. Kucumbui lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku. “Ahh Jo, cepat, cepat Jo, cepatt.. ahh.. ehh..” lenguhannya, desisannya, geliatnya sangat merangsangku. Lalu batang kemaluanku kumasukkan perlahan-lahan. Kepala kemaluanku terhujam, kugosokkan ke dinding lubang kemaluannya memutar beberapa kali. Hui hui sangat menikmati. Kumasukkan lagi lebih dalam lubang yang menggairahkan untukku karena dinding lubang kemaluan Hui hui memberi sensasi yang makin memuncak pada batang kemaluanku.

Aku diam sejenak ketika terhujam separuh. Hui hui memainkan pinggulnya sendiri seperti menyetubuhiku. “Ohh Hui hui,” kataku, “Nikmat sekali..” Hui hui terus menggoyang pinggulnya, akhirnya kuimbangi dengan dorongan dan gerakan memutar yang membuat batang kemaluanku terhujam penuh di lubang kemaluan Hui hui. Hui hui menggelinjang, mengerang, mendesis, “Uhh.. ahh.. Jo, Jo..” beberapa kali namaku dipanggilnya. Aku merasakan ada yang lain di samping jepitan pinggulnya yang tersalur ke lubang kemaluannya pada batang kemaluanku. Hui hui akan orgasme dan kubiarkan Hui hui mencapai kenikmatan sampai Hui hui lepas. Aku pun makin tidak bisa menahan, sebentar lagi mau keluar. Dengan beberapa kali genjotan, kucabut segera batang kemaluanku dan melangkah ke mulut Hui hui. Hui hui terpejam-pejam dan kumuntahkan spermaku membasahi mulutnya, hidungnya, matanya, pipinya. Ahh, Hui hui menjilatinya, juga batang kemaluanku dikuluminya. Sekali lagi kusemprotkan spermaku ke mulutnya. Hui hui menelannya.

Uhh, nikmat sekali. Aku menikmati lagi buah dadanya sebagai bagian akhir aku menyetubuhinya. Kulihat Hui hui menggelepar-gelepar menikmati sensasi akhir yang kuberikan. Aku mencumbui Hui hui dan kumasukkan ke mulutnya spermaku dengan lidahku dan bertebaran di kepalanya. Kupeluki Hui hui sampai dia lelah tertidur dalam pelukanku.

Ahh Hui hui, akhirnya tubuhmu kudapatkan juga. Betapa nikmatnya. Akhirnya Hui hui pulang setelah membersihkan diri bersama. Kami suka melakukannya dan mengulangi persetubuhan di hotel yang sama di sore hari sepulang jam kantor. Jadi aku punya dua tubuh kepuasan seksku, Lin Ling dan Hui hui. Sebentar lagi aku mau Sasa. Tapi, Cik Nina sepertinya lebih menggoda.

Tidak ada komentar