Cerita Dewasa

Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Rini

Galaupoker-Kali ini adalah kisah dua orang sahabat sejati, Reza Budiman dan Iwan Cornellus, yang sama-sama kuliah disebuah Universitas terkenal di Jakarta. Dua orang sahabat yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Reza, pemuda berkulit putih dengan potongan tubuh pendek agak gemuk.

Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Rini
Cerita Dewasa Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Rini
Agen Poker Online Terpercaya-Pemuda berusia 21 tahun ini adalah anak seorang janda kaya. Ibunya, Tante Melly adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Ayahnya Tuan Sugondo, sudah meninggal setahun lalu akibat kecelakaan lalu lintas.

Sedangkan Iwan, pemuda berkulit hitam dan berambut keriting, dengan bentuk tubuh yang atletis, berasal dari Indonesia bagian Timur yang merantau ke Jakarta. Kedua orang tuanya adalah petani sederhana dikampungnya. Maka tak heran jika pemuda berusia 22 tahun ini harus berfikir keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya di Jakarta yang serba mahal. Apalagi Iwan hanya mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung yang tidak seberapa dan kadang-kadang terlambat. Untungnya Reza sahabatnya, tak segan-segan membantu jika Iwan lagi kesulitan uang.

Meskipun perbedaan diantara mereka cukup jauh, terutama dalam hal ekonomi, tetapi hal itu tak mengurangi keakraban mereka. Reza yang berasal dari kalangan elite tak pernah memandang rendah terhadap Iwan yang berasal dari keluarga miskin. Reza sering mengajak Iwan untuk main kerumah mewahnya yang terletak dilingkungan elite. Persahabatan mereka terus terjalin, meski Reza dan Iwan sama-sama pernah menaruh hati pada seorang gadis, Mawar namanya. Walau akhirnya Mawar lebih memilih Reza, Iwan cukup tahu diri. Dia dengan ikhlas dan berlapang dada menerimanya.

Dalam persahabatan mereka, banyak suka dan duka mereka lewati. Seperti suatu ketika Reza mau dipukul seseorang yang juga naksir sama pacarnya Mawar, Iwan dengan gagah berani membantunya. Iwan yang memiliki keberanian dan ilmu bela diri yang dapat diandalkan dengan mudah mengusir orang itu. Membuat orang itu kapok dan tak berani lagi mengganggu Reza.

Sore itu Iwan sedang tidur-tiduran di kamar kostnya yang sempit dan pengap, seorang temannya datang mengabarkan, kalau Reza mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak trotoar, bagian depan mobilnya ringsek dan kondisi Reza sendiri cukup parah, terutama kedua kakinya yang terbentur stir mobil. Sebagai sahabat, Iwan bersama beberapa temannya segera mendatangi tempat kejadian dan membawa Reza Reza kerumah sakit, sementara temannya membawa mobil Reza ke bengkel.

Situs Poker Online Terpercaya-Karena luka yang dialami Reza cukup parah maka atas saran dokter, Reza harus menjalani rawat inap. Iwanpun segera menghubungi Tante Melly, ibunya Reza, kalau anaknya harus diopname. Berhubung Tante Melly masih berada diluar kota untuk urusan bisnisnya, maka Tante Melly meminta tolong Iwan supaya menjaga Reza dirumah sakit sebelum dia datang. Dia akan mengirimkan sejumlah uang ke ATM Reza untuk biaya selama perawatan.

Setelah tiga hari berada di UGD, Reza dipindahkan ke kamar. Maunya Iwan mencarikan Reza kamar VIP, tetapi karena sudah penuh terpaksa Reza mencarikan kamar kelas satu yang ditempati oleh dua orang. Di kamar rumah sakit itu, Reza harus dirawat sekamar dengan seorang Pak Indra yang juga mengalami kecelakaan. Menurut Mbak Rini, istrinya, Mas Indra menabrak sebuah mobil karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dan yang membuat Mbak Rini kesal adalah saat kecelakaan, didalam mobil Mas Indra sedang bersama seorang gadis panggilan.

Tak terasa sudah tiga hari Iwan menunggu Reza sahabatnya yang sedang terbaring sakit di kamar itu. Dan persahabatannya dengan Mbak Rini semakin akrab. Tak jarang Mbak Rini membikin segelas kopi untuk Iwan, begitupun Iwan sesekali memijit tubuh Mbak Rini kalau dia lagi pegal-pegal.

Dihari yang keempat Iwan merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Diapun permisi sama Mbak Rini untuk pergi tidur. Iwan tidur dilantai beralaskan tikar. Tak lama berselang Mbak Rini menyusul tidur, sekitar dua meter dari Iwan.

Bandar Poker  Online Terpercaya-Disaat tengah malam, disaat semua penghuni kamar sudah tertidur pulas, Iwan terbangun. Samar-samar dia mendengar desahan-desahan yang berasal dari arah Mbak Rini tidur. Iwan memicingkan matanya, mengintip ke arah suara desahan itu. Iwan terkesiap melihat pemandangan disebelahnya. Dimana Mbak Rini yang tidur terlentang, dengan gaun tidur yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus, sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba vaginanya sendiri.

Sesaat kemudian Mbak Rini melepaskan celana dalamnya, membuat Iwan semakin terkesima melihat bentuk vagina Mbak Rini yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Iwan merasakan nafsu birahi mulai bangkit, batang kemaluannya mengeras. Iwan memiringkan tidurnya agar dapat melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan Mbak Rini selanjutnya.
Detik-detik selanjutnya, Mbak Rini kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir vaginanya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaan Iwan tak karuan. Dimana, Mbak Rini mencucuk-cucuk vaginanya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

“Akkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..” desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mbak Rini semakin keras, sampai suatu saat Iwan melihat tubuh Mbak Rini terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur kembali. Rupanya Mbak Rini sudah mencapai orgasme, pikir Iwan dalam hati.

Iwan yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Sesaat kemudian dia bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi yang ada disebelah kiri kamar. di kamar mandi Iwan menurunkan celananya dan mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri.

Saat Iwan tengah asyik mempermainkan kemaluannya sendiri, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Iwan terkejut bukan main melihat Mbak Rini yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, sudah berdiri dipintu kamar mandi yang terbuka. Saking terkejutnya Iwan tak sempat berbuat apa-apa. Tangannya masih menggenggam batang kemaluannya yang telah berdiri tegak. Apalagi Mbak Rini memandang ke arah selangkangannya dengan mata melotot.

Tidak ada komentar